Monday, January 11, 2016

Slang of the day "Affluenza"


Slang of the day, “Affluenza” translasi bahasa Indonesia belum ada berangkali tapi nanti kita bisa membuat defenisi sendiri.
Contoh-1: The boy has no regard for the law; he is a classic case of Affluenza.
Translasi Contoh-1: Anak itu tak menghargai peraturan (hukum) yang ada; dia sebagai klasik Affluenza (orang yang tak mengenal konsekuensi perbuatan buruk nya karena hidup affluent).
Contoh-2: She suffers from Affluenza because she spends a lot of money to buy luxurious and unnecessary things.
Translasi Contoh-2: Dia menderita “Affluenza” karena suka menghamburkan uang untuk barang2 mewah yang tak dibutuhkan.

Asal kata “Affluenza” adalah kombinasi dari “Affluence” alias berkecukupan atau kaya raya dan “Influenza” alias penyakit. Kata “Affluenza” bisa aku defenisikan atau di translasikan ke bahasa Indonesia sebagai “Penyakit berkecukupan atau Penyakit kekayaan”. Kata “Affluenza” pertama di cetuskan tahun 1954 dan di populerkan oleh Public Television di US tahun 1997. Kata ini populer lagi baru2 ini sekitar Desember 2013 lalu; ini kerena di pakai oleh seorang pengacara untuk membela client nya anak umur belasan tahun bernama Ethan Couch (EC) yang menyetir mobil sedang mabuk dan mencederai 4 orang pejalan kaki sehingga meninggal dunia. Pengacara EC berhasil membela dan memperingan hukuman ke EC karena dia mengatakan EC menderita penyakit “Affluenza”.  Judicial system di North Texas diminta memberi keringanan hukuman supaya hukuman EC bukan penjara tapi rehabilitasi si EC  dari penyakit “Affluenza”. Alasanya EC menderita “Affluenza” karena orang tuanya kaya raya dan EC tak mengerti kosekuensi perbuatannya karena dia selalu hidup berkecukupan (alias kaya raya). Edan kali!!! Banyak yang protes di US.

Kesimpulannya, kata “Affluenza” bisa di defenisikan sebagai tak mengerti konsekuensi perbuatan negative karena terlalu hidup berkecukupan atau kaya raya (above the law).

Defenisi “Affluenza” jaman dulu (sebelum tahun 2013) adalah “luxury fever” (demam luxurious) atau latah consumerisme walaupun tak sanggup bayar cash (alias ngutang pake credit card).