Oleh: Zapheeker Sina Otto
Waktu aku masih kecil sampai SMA, Bapakku
selalu bercerita tentang pengalaman dan perjuangan hidupnya semasa muda dan
sampai berkeluarga. Sewaktu SMP dan SMA, aku juga punya guru pencak silat
bernama Wak D juga orang yang suka bercerita. Setiap Sabtu pagi dan
Minggu sore aku bersama beberapa anak2nya belajar dari dia “the art of self
defense Pencak Silat” di halaman disebelah rumahnya. Setiap selesai belajar, kami
duduk2 minum teh dan makan pisang, tahu, dan tempe goreng yang dihidangkan oleh
Wak Perempuan (panggilan Ibu) sambil mendengarkan cerita2 pengalaman hidup Wak
D. Kedua orangtua-ku (Bapak-ku dan Wak D) ini selalu bercerita dengan cara yang
menarik dan kami sebagai pendengar selalu menyimak cerita2 ini yang terkadang
lucu, menakutkan, menyenangkan, dan menyedihkan.
Mereka selalu mengahirkan cerita dengan kesimpulan2
yang merupakan “makna dari cerita” atau “the moral of the story” atau “the take
home message.” Waktu itu, aku tak menyangka cerita2 ini berguna untuk
membentuk kepribadian kami anak2nya. Rupanya dengan menceritakan pengalaman
mereka, inilah salah satu cara2 mereka untuk mendidik dan mengajar kami untuk
menjalani hidup dimasa depan.
Sewaktu melanjutkan sekolah, aku memilih Professor
RBB sebagai thesis advisor. Professor ini juga kuanggap sebagai orangtuaku di
tanah orang. Ternyata, dia pun sering bercerita tentang apa yang dilakukan-nya
dan juga murid2nya yang sukses dalam menghadapi rintangan yang ada di program
pasca sarjana. Dia bercerita bagaimana mereka bisa berhasil dengan sukses di
pekerjaan mereka setelah selesai sekolah. Acap kali, sewaktu dia bercerita, aku
teringat dengan kedua Bapak2 ku (Bapak Darah dan Wak D bapak Angkat) di Indonesia
yang sering bercerita. Prof. RBB selalu mencoba untuk meng-kristalisasi
makna dari cerita2nya sebagai “Take home message.”
Setelah bekerja sebagai pengajar di salah satu
universitas di Amrik, aku di berikan mentor seorang Distinguished Professor
yang terkenal sejagat. Dia yang juga membantu membina karirku sampai sekarang.
Seperti Bapak2ku sebelumnya, Dia juga selalu bercerita kalau bertemu secara
rutin dengan aku.
Melihat balik kebelakang, salah satu bekas Boss-ku di
salah satu research institute selalu mengajarkan bahwa walaupun kita menulis
tulisan ilmiah, kita ini juga bercerita kepembaca tentang observasi kita
mengenai kelakuan dari molecule2 yang kita pelajari.
Rupanya apa yang kita alami dalam kehidupan sehari2,
di sekolah maupun dipekerjaan, penuh dengan cerita2 yang terkadang lucu,
menakutkan, menyenangkan, dan menyedihkan. Secara tidak langsung, semua cerita2
ini punya makna2 tersendiri sebagai guru2 kita untuk mempersiapkan kita
mengadapi pasang-surut hidup ini sekarang dan dimasa depan.
Makanya, akupun sering bercerita tentang pengalaman2
ku. Cerita2 ini bukan bermaksud atau pengen menujukkan bahwa AKULAH yang paling
hebat dan PALING TAU semuanya. Aku beraharap, ada pendengar dan penyimak yang
bisa mengambil makna dari sebuah cerita-ku.
Kan mendengar cerita lebih enak dari mendengar
Instruksi2 dan Khobah2 dari para ahli macam2!!!
Ini ceritaku!
Salam Damai dan Sejahtera!
No comments:
Post a Comment