Sunday, November 15, 2015

Suka-Duka Berteman Di Kampuang Nan Jauh Dimato: Kota Koboi


Oleh: Zapheeker Sina Otto

Sudah setahun lebih aku di Tucson dan di sekitar pertengahan bulan Maret, Liburan seminggu Spring  Break “ sudah tiba. Jumat Siang sebelum Spring Break, DD mengajak aku, Mas HD, dan TLS untuk jalan2 ke Las Vegas dengan mobil miliknya. DD adalah mahasiswa  S1 yang berasal dari Jakarta. Karena aku ada dua ujian setelah Spring Break, aku menolak untuk pergi ke Las Vegas dengan mereka.  Jumat sore mereka bertiga (DD, Mas HD, TLS) berangkat ke Las Vegas. Perjalanan darat dari Tucson ke Las Vegas memakan waktu sekitar 11 Jam. 

Hari Minggu sore sekitar jam tiga, HS mendapat telephone dari Mas HD yang memberitakan bahwa mereka mengalami kecelakaan sewaktu jalan pulang dari Las Vegas. Sangat ber-syukur sekali mereka bertiga tak mengalami cedera berat dan hanya megalami benjol2 sedikit. Rupanya ditengah jalan pulang, Mas HD tertidur sewaktu menyetir mobil-nya DD. Mobil mereka menyebrangi  garis tengah dan melawati jalur mobil yang berlawanan menuju jurang.  Mobil mereka tergulir empat kali ke jurang. Mereka bernasib baik karena sewaktu mobil menyeberang jalan berlawanan, tak ada mobil yang datang dari arah berlawanan dengan kecepatan 55 Mph (88.5 km/jam). Waktu HS menerima berita ini, aku ada dirumah sedang mencuci pakaian. Mas HS mengatakan bahwa mereka bertiga akan balik ke Tucson dengan Greyhound Bus dan meminta HS dan aku untuk mengambil mobil si DD yang hancur dan dititipkan di Pompa Bensin di kota Wikieup (baca Wikiyap).

Karena HS dan aku tak punya mobil, HS menelephone Mas GT untuk meminjam mobil Ford LTD-nya dengan mesin cukup besar yang sanggup menarik Dolly (alat roda dua yang dipakai untuk menarik mobil rusak) di belakang. Sudah hampir jam lima sore baru kami bisa menyewa Dolly dari U-Haul Company. HS dan aku mengajak Mas BG (salah seorang murid S3 yang sekarang sudah jadi Prof. di Indonesia) untuk berangkat ke Wikieup untuk mengambil mobil rongsok si DD yang ditipkan ti Pompa Bensin. Sekitar jam tujuh malam kami baru bisa berangkat menuju Wikieup dengan Ford LTD-nya Mas GT. Waktu itu aku baru diajarin Mas HD untuk menyetir mobil; maklumlah, aku anak kampung yang tak pernah menyetir mobil seumur hidup di Indonesia. Walaupun sudah punya SIM dan sudah bisa nyetir mobil pinjaman, aku belum berani untuk menyetir keluar kota. Selama perjalanan ini HS-lah yang nyetir mobil-nya Mas GT.

Sekitar jam 10:00 malam, ditengah perjalanan di Highway kami mendengar suara keras seakan akan ada sesuatu yang pecah dari ban depan di sebelah kiri. HS agak panik dan mengatakan rem kami hanya berfungsi 50 persen. HS segera menyetir keluar jalur dan mencoba memberhentikan mobil di pinggir jalan yang biasanya disebut “highway shoulder.”  Setelah kami keluar dari mobil, kami tak melihat ada ban yang pecah; yang terjadi sebenarnya adalah pelak ban depan-kiri yang retak terbelah dua. Rupanya, kami berhenti ditengah tengah padang gersang atau “desert” yang sangat sunyi dan gelap. Kami nggak melihat adanya permukiman manusia di sekitar kami; yang kelihatan di langit yang tanpa awan adalah bintang2 yang berkedip. Mobil pun jarang kelihatan lewat. Dari tempat mobil kami parkir, terlihat nun-jauh ada lampu yang redup2 di horizon. Setelah berdiskusi, kami memutuskan bahwa HS dan aku akan jalan kearah lampu dengan harapan lampu itu berasal dari rumah penduduk yang mempunyai telephone. Jadi kami berharap bisa menelephone “Tow Truck = motor kerek” supaya mobil kami bisa di kerek ke bengkel yang terdekat. Mas BG akan tinggal sendiri untuk menjaga mobil, kalau2 ada Highway Patrol yang lewat supaya Mas BG bisa minta bantuan.

Setelah berjalan sekitar limabelas menit, kami lihat ada rumah yang dekat ke jalan Highway. HS dan aku belok menuju halaman rumah tersebut dengan pikiran moga2 kami bisa meminjam telephone mereka. Sewaktu mendekati rumah tersebut, kami mendengar gonggongan lebih dari satu anjing. Jantung-ku cukup dak-dik-du dan kupikir jangan2 kami dikira perampok. HS dengan tenang mengetok pintu rumah yang kami datangi, waktu itu sudah hampir jam 11 malam. Kami dengar suara laki2 dari dalam rumah, “Who is it and what do you want! (Siapa itu? Apa mau kalian!!)”. HS dengan tenang menjawab, “We have trouble with our car at the Highway and we need to borrow your phone to call a tow truck  (translasi bebas: Mobil kami rusak di Highway dan kami pengen pinjam telephone anda.”  Kami tak dengar ada jawaban dari dalam rumah selama beberapa menit; kemudian HS kembali ngomong dengan nada yang meminta tolong, “We are two international graduate students from University X and we have car trouble. Could you please please Sir let us use your phone? (Kami murid pasca sarjana dari University X dan mobil kami rusak. Tolonglah Pak kami butuh minjam telephon anda?”

Kemudian pintu terbuka dan seorang putih yang tinggi dan besar keluar dengan memegang senjata Rifle Double Loops dengan menyenter muka kami berdua. Kami berdua mengangkat tangan kami supaya dia tau bahwa kami bukan punya maksud jahat. Yang jelas aku sangat cemas dan yang punya rumah rupanya mendeteksi kecemasan kami berdua. Kemudian dia menanyakan ke kami, “Where are you from? (Dari mana asal kalian)” HS menjelaskan asal muasal kami dan tujuan kami ke Wikieup.  Kami mengunjungi rumah-nya karena pengen minjam telephone dan ingin menelephone Triple A supaya  mobil kami biss di kerek ke bengkel. Orang rumah itu bersedia meminjam-kan telephone-nya dan HS menelephone Triple A. Setelah selesai menelephone kami mengucapkan “Terima Kasih Banyak” kepada tuan rumah itu. Kemudian HS menawarkan, “We can pay you for lending your phone (Kami bisa bayar penggunaan telephone anda)”. Dia menjawab, “No No problem! Good Luck with your car and your trip (translasi bebas: Nggak apa-apa lah!! Mudah2 mobil anda bisa diperbaiki dan demikian juga pejalanan anda bisa sukses).” Kami berdua berkata, “Thank you very very much Sir; we appreciate your help. Good night and goodbye Sir. (translasi bebas: Terima kasih banyak Pak; kami sangat apresiatif. Semalat malam dan selamat tinggal.)”

Kamipun berjalan kaki balik menuju ke mobil. Sewaktu berjalan balik, aku bertanya ke HS, “HS apa kamu nggak dek-dekan waktu dia keluar dengan Double Loop?” HS menjawab, “Mukaku-pun pucat Jabilik. Tapi karena gelap gulita, kamu tak bisa lihat kan! Apa kamu ketakutan Jabilik?” Kubilang, “Ketakutan? Jantung-ku masih berdetak sangat cepat dan keras sampai sekarang.” HS kemudian menjawab, “Mudah2-an Mas BG masih di mobil dan nggak ada orang yang menggangu dia” Akupun menjawab ”Mudah2an HS!” Setelah tiba di mobil, Mas BG sedang tidur didalam mobil yang terkunci. Aku mengetok jendela kaca dan Mas BG terbangun. Dia senang mendengar berita bahwa tow truck akan datang.  Sekitar Jam 12:30 malam, Tow truck sudah tiba dan mobil Ford LTD beserta kami bertiga di drop di Bengkel di luar kota Phoenix.  Bengkel masih ini tutup karena waktu masih menunjukkan jam 1:45 hari Senin pagi.

Kami bertiga-pun tidur di mobil di parking lot dari Bengkel. Sekitar jam empat pagi, pintu mobil kami digedor oleh dua polisi dari Phoenix Highway Patrol. Dengan menyenter muka kami dia bertanya, “What are you doing here? (Ngapain kalian disini?)” HS dan aku menjelaskan mengapa kami tidur di mobil dan kami menunggu bengkel ini buka supaya kami bisa memperbaiki mobil. Kemudian Polisi ini meninggal-kan kami dengan mengatakan “Good night and stay out of trouble. (Selamat malam dan jangan buat yang nggak becus disini)” Kami jawab, “Thank You Officer. (Makasih Pak Pulisi).”  Jam 7:30 pagi, bengkel mobil sudah terbuka dan mechanic (teknisi) mobil mengatakan bahwa mobil kami baru bisa selesai di perbaiki sekitar waktu makan siang.

Jam 1:00 sore (Hari Senin), mobil sudah selesai diperbaiki dan kami jalan kembali  dari Phoenix menuju Wikieup ke arah Las Vegas. Sekitar jam 4:00 sore kami sampai di Wikieup kota kecil yang kami tuju. Kami temukan “Gas Station (Pompa Besin)” dimana mobil Toyota Tercel si DD di titip-kan. HS menemui orang yang punya pompa bensin dan menjelaskan bahwa kami akan mengambil mobil teman kami yang rongsok karena kecelakaan. Setelah HS membayar 110 dollar, dia menunjukkan dimana mobil itu diparkir. Aneh-nya selama bersama kami, dia juga selalu menyandang pistol dipinggang-nya dan Rifle ditangan-nya. Rupanya dia takut bahwa kami bertiga adalah perampok dari Indonesia. Mobil si DD kami naik-kan diatas Dolly dan kami tarik ke Tucson. Atap mobil si DD hampir lepes sejajar dengan “Stirring Wheel = setiran.” Melihat kondisi mobil ini, kami sangat bersyukur karena Mas HD, DD, dan TLS tak satupun mengeluarkan darah; mereka bertiga hanya mengalami sedikit bengkak2 dan tak perlu masuk rumah sakit.

Kami sampai di Tucson sekitar jam 11:00 malam dan mobil si DD kami drop di Toyota dealership.  Setelah sampai di apartemen kami, HS dan aku istirahat karena sangat lelah secare emosi dan fisik. Keesokan hari, kami berdua hanya bisa relax dan bercanda mengingat ingat kejadiaan kejadian yang “Ngeri-ngeri Sedap!!” Aku pun tak bisa belajar untuk ujian2 ku; tapi ternayata masih bisa juga survive di ujian. Mas HD, DD dan TLH sehat2 secara fisik; tapi secara emosi dan batin, mereka agak “shaken (tergoncang)” walaupun tak kelihatan dari luar.

Efek kecelakaan ini memberikan perspektif ke kami ber-enam.. Benar atau tidak, kata-nya, “Time heals all wounds” HS dan aku-pun kembali ke rutinitas semula dan terus menerus mengunjungi laboratory masing2 siang-malam untuk menekuni tugas2 kami di sekolah.

Salam Damai dan Sejahtera!

v.v

Grand Funk Railroad: Loneliness
https://www.youtube.com/watch?v=RuRd9F1tXaM 



No comments:

Post a Comment