Oleh: Zapheeker Sina Otto
Sudah setahun lebih aku di Tucson dan di sekitar pertengahan bulan Maret,
Liburan seminggu Spring Break “ sudah
tiba. Jumat Siang sebelum Spring Break, DD mengajak aku, Mas HD, dan TLS untuk jalan2
ke Las Vegas dengan mobil miliknya. DD adalah mahasiswa S1 yang berasal dari Jakarta. Karena aku ada
dua ujian setelah Spring Break, aku menolak untuk pergi ke Las Vegas dengan
mereka. Jumat sore mereka bertiga (DD,
Mas HD, TLS) berangkat ke Las Vegas. Perjalanan darat dari Tucson ke Las Vegas
memakan waktu sekitar 11 Jam.
Hari Minggu sore sekitar jam tiga, HS mendapat telephone dari Mas HD
yang memberitakan bahwa mereka mengalami kecelakaan sewaktu jalan pulang dari
Las Vegas. Sangat ber-syukur sekali mereka bertiga tak mengalami cedera berat
dan hanya megalami benjol2 sedikit. Rupanya ditengah jalan pulang, Mas HD tertidur
sewaktu menyetir mobil-nya DD. Mobil mereka menyebrangi garis tengah dan melawati jalur mobil yang berlawanan
menuju jurang. Mobil mereka tergulir
empat kali ke jurang. Mereka bernasib baik karena sewaktu mobil menyeberang
jalan berlawanan, tak ada mobil yang datang dari arah berlawanan dengan
kecepatan 55 Mph (88.5 km/jam). Waktu HS menerima berita ini, aku ada dirumah
sedang mencuci pakaian. Mas HS mengatakan bahwa mereka bertiga akan balik ke Tucson
dengan Greyhound Bus dan meminta HS dan aku untuk mengambil mobil si DD yang
hancur dan dititipkan di Pompa Bensin di kota Wikieup (baca Wikiyap).
Karena HS dan aku tak punya mobil, HS menelephone Mas GT untuk meminjam
mobil Ford LTD-nya dengan mesin cukup besar yang sanggup menarik Dolly (alat
roda dua yang dipakai untuk menarik mobil rusak) di belakang. Sudah hampir jam
lima sore baru kami bisa menyewa Dolly dari U-Haul Company. HS dan aku mengajak
Mas BG (salah seorang murid S3 yang sekarang sudah jadi Prof. di Indonesia)
untuk berangkat ke Wikieup untuk mengambil mobil rongsok si DD yang ditipkan ti
Pompa Bensin. Sekitar jam tujuh malam kami baru bisa berangkat menuju Wikieup
dengan Ford LTD-nya Mas GT. Waktu itu aku baru diajarin Mas HD untuk menyetir
mobil; maklumlah, aku anak kampung yang tak pernah menyetir mobil seumur hidup
di Indonesia. Walaupun sudah punya SIM dan sudah bisa nyetir mobil pinjaman,
aku belum berani untuk menyetir keluar kota. Selama perjalanan ini HS-lah yang
nyetir mobil-nya Mas GT.
Sekitar jam 10:00 malam, ditengah perjalanan di Highway kami mendengar suara
keras seakan akan ada sesuatu yang pecah dari ban depan di sebelah kiri. HS
agak panik dan mengatakan rem kami hanya berfungsi 50 persen. HS segera
menyetir keluar jalur dan mencoba memberhentikan mobil di pinggir jalan yang
biasanya disebut “highway shoulder.” Setelah
kami keluar dari mobil, kami tak melihat ada ban yang pecah; yang terjadi
sebenarnya adalah pelak ban depan-kiri yang retak terbelah dua. Rupanya, kami
berhenti ditengah tengah padang gersang atau “desert” yang sangat sunyi dan
gelap. Kami nggak melihat adanya permukiman manusia di sekitar kami; yang
kelihatan di langit yang tanpa awan adalah bintang2 yang berkedip. Mobil pun
jarang kelihatan lewat. Dari tempat mobil kami parkir, terlihat nun-jauh ada
lampu yang redup2 di horizon. Setelah berdiskusi, kami memutuskan bahwa HS dan
aku akan jalan kearah lampu dengan harapan lampu itu berasal dari rumah
penduduk yang mempunyai telephone. Jadi kami berharap bisa menelephone “Tow
Truck = motor kerek” supaya mobil kami bisa di kerek ke bengkel yang terdekat.
Mas BG akan tinggal sendiri untuk menjaga mobil, kalau2 ada Highway Patrol yang
lewat supaya Mas BG bisa minta bantuan.
Setelah berjalan sekitar limabelas menit, kami lihat ada rumah yang
dekat ke jalan Highway. HS dan aku belok menuju halaman rumah tersebut dengan
pikiran moga2 kami bisa meminjam telephone mereka. Sewaktu mendekati rumah
tersebut, kami mendengar gonggongan lebih dari satu anjing. Jantung-ku cukup
dak-dik-du dan kupikir jangan2 kami dikira perampok. HS dengan tenang mengetok
pintu rumah yang kami datangi, waktu itu sudah hampir jam 11 malam. Kami dengar
suara laki2 dari dalam rumah, “Who is it and what do you want! (Siapa itu? Apa
mau kalian!!)”. HS dengan tenang menjawab, “We have trouble with our car at the
Highway and we need to borrow your phone to call a tow truck (translasi bebas: Mobil kami rusak di Highway
dan kami pengen pinjam telephone anda.”
Kami tak dengar ada jawaban dari dalam rumah selama beberapa menit; kemudian
HS kembali ngomong dengan nada yang meminta tolong, “We are two international
graduate students from University X and we have car trouble. Could you please
please Sir let us use your phone? (Kami murid pasca sarjana dari University X
dan mobil kami rusak. Tolonglah Pak kami butuh minjam telephon anda?”
Kemudian pintu terbuka dan seorang putih yang tinggi dan besar keluar
dengan memegang senjata Rifle Double Loops dengan menyenter muka kami berdua.
Kami berdua mengangkat tangan kami supaya dia tau bahwa kami bukan punya maksud
jahat. Yang jelas aku sangat cemas dan yang punya rumah rupanya mendeteksi
kecemasan kami berdua. Kemudian dia menanyakan ke kami, “Where are you from?
(Dari mana asal kalian)” HS menjelaskan asal muasal kami dan tujuan kami ke
Wikieup. Kami mengunjungi rumah-nya
karena pengen minjam telephone dan ingin menelephone Triple A supaya mobil kami biss di kerek ke bengkel. Orang
rumah itu bersedia meminjam-kan telephone-nya dan HS menelephone Triple A.
Setelah selesai menelephone kami mengucapkan “Terima Kasih Banyak” kepada tuan
rumah itu. Kemudian HS menawarkan, “We can pay you for lending your phone (Kami
bisa bayar penggunaan telephone anda)”. Dia menjawab, “No No problem! Good Luck
with your car and your trip (translasi bebas: Nggak apa-apa lah!! Mudah2 mobil
anda bisa diperbaiki dan demikian juga pejalanan anda bisa sukses).” Kami
berdua berkata, “Thank you very very much Sir; we appreciate your help. Good
night and goodbye Sir. (translasi bebas: Terima kasih banyak Pak; kami sangat
apresiatif. Semalat malam dan selamat tinggal.)”
Kamipun berjalan kaki balik menuju ke mobil. Sewaktu berjalan balik, aku
bertanya ke HS, “HS apa kamu nggak dek-dekan waktu dia keluar dengan Double
Loop?” HS menjawab, “Mukaku-pun pucat Jabilik. Tapi karena gelap gulita, kamu
tak bisa lihat kan! Apa kamu ketakutan Jabilik?” Kubilang, “Ketakutan?
Jantung-ku masih berdetak sangat cepat dan keras sampai sekarang.” HS kemudian
menjawab, “Mudah2-an Mas BG masih di mobil dan nggak ada orang yang menggangu
dia” Akupun menjawab ”Mudah2an HS!” Setelah tiba di mobil, Mas BG sedang tidur
didalam mobil yang terkunci. Aku mengetok jendela kaca dan Mas BG terbangun.
Dia senang mendengar berita bahwa tow truck akan datang. Sekitar Jam 12:30 malam, Tow truck sudah tiba
dan mobil Ford LTD beserta kami bertiga di drop di Bengkel di luar kota Phoenix. Bengkel masih ini tutup karena waktu masih
menunjukkan jam 1:45 hari Senin pagi.
Kami bertiga-pun tidur di mobil di parking lot dari Bengkel. Sekitar jam
empat pagi, pintu mobil kami digedor oleh dua polisi dari Phoenix Highway
Patrol. Dengan menyenter muka kami dia bertanya, “What are you doing here?
(Ngapain kalian disini?)” HS dan aku menjelaskan mengapa kami tidur di mobil
dan kami menunggu bengkel ini buka supaya kami bisa memperbaiki mobil. Kemudian
Polisi ini meninggal-kan kami dengan mengatakan “Good night and stay out of
trouble. (Selamat malam dan jangan buat yang nggak becus disini)” Kami jawab,
“Thank You Officer. (Makasih Pak Pulisi).”
Jam 7:30 pagi, bengkel mobil sudah terbuka dan mechanic (teknisi) mobil
mengatakan bahwa mobil kami baru bisa selesai di perbaiki sekitar waktu makan
siang.
Jam 1:00 sore (Hari Senin), mobil sudah selesai diperbaiki dan kami
jalan kembali dari Phoenix menuju
Wikieup ke arah Las Vegas. Sekitar jam 4:00 sore kami sampai di Wikieup kota
kecil yang kami tuju. Kami temukan “Gas Station (Pompa Besin)” dimana mobil
Toyota Tercel si DD di titip-kan. HS menemui orang yang punya pompa bensin dan
menjelaskan bahwa kami akan mengambil mobil teman kami yang rongsok karena
kecelakaan. Setelah HS membayar 110 dollar, dia menunjukkan dimana mobil itu
diparkir. Aneh-nya selama bersama kami, dia juga selalu menyandang pistol
dipinggang-nya dan Rifle ditangan-nya. Rupanya dia takut bahwa kami bertiga
adalah perampok dari Indonesia. Mobil si DD kami naik-kan diatas Dolly dan kami
tarik ke Tucson. Atap mobil si DD hampir lepes sejajar dengan “Stirring Wheel =
setiran.” Melihat kondisi mobil ini, kami sangat bersyukur karena Mas HD, DD,
dan TLS tak satupun mengeluarkan darah; mereka bertiga hanya mengalami sedikit
bengkak2 dan tak perlu masuk rumah sakit.
Kami sampai di Tucson sekitar jam 11:00 malam dan mobil si DD kami drop
di Toyota dealership. Setelah sampai di
apartemen kami, HS dan aku istirahat karena sangat lelah secare emosi dan
fisik. Keesokan hari, kami berdua hanya bisa relax dan bercanda mengingat ingat
kejadiaan kejadian yang “Ngeri-ngeri Sedap!!” Aku pun tak bisa belajar untuk
ujian2 ku; tapi ternayata masih bisa juga survive di ujian. Mas HD, DD dan TLH
sehat2 secara fisik; tapi secara emosi dan batin, mereka agak “shaken
(tergoncang)” walaupun tak kelihatan dari luar.
Efek kecelakaan ini memberikan perspektif ke kami ber-enam.. Benar atau
tidak, kata-nya, “Time heals all wounds” HS dan aku-pun kembali ke rutinitas
semula dan terus menerus mengunjungi laboratory masing2 siang-malam untuk menekuni
tugas2 kami di sekolah.
Salam Damai dan Sejahtera!
No comments:
Post a Comment